Baru Luncurkan 5G, China 'Tancap Gas' Teliti 6G

Baru Luncurkan 5G, China 'Tancap Gas' Teliti 6G Ilustrasi (Aditya Panji)
 China mengumumkan akan melakukan penelitian jaringan 6G. Sebelumnya, mereka berencana untuk meluncurkan penelitian jaringan 6G pada 2020. Padahal negara ini baru saja mengumumkan meluncurkan jaringan 5G mereka awal bulan ini.

Pengumuman ini makin memperuncing persaingan teknologi negara ini dengan Amerika Serikat. Sejumlah kementerian di pemerintahan dan institusi penelitian telah membuat kelompok penelitian dan pengembangan teknologi nasional. Hal ini merujuk pada pernyataan dari Kementerian Teknologi dan Sains China yang dipublikasikan, Rabu (6/11).

Kelompok penelitian ini terdiri dari departemen pemerintahan yang bertanggung jawab atas pengembangan 6G. Tim lain dibentuk dari perwakilan 37 universitas, institusi penelitian, dan perusahaan yang akan menjadi penasihat dan mengurusi sisi teknis pelaksanaan 6G, seperti dilaporkan CNBC.



Sebelumnya, pemerintah China berharap bisa mulai menggelar 5G pada akhir 2018. Selain itu ia berharap jaringan komersil itu siap sebelum akhir 2020. Padahal China tergolong terlambat meluncur di China. Tapi saat ini negara tersebut termasuk menjadi pemimpin dalam peluncuran jaringan 5G, seperti ditulis Tech Radar.

Jaringan 5G digadang-gadang akan menjadi landasan bagi digelarnya teknologi mobil pintar dan virtual reality.

Saat ini China telah menjadi pemilik jaringan 5G terbesar di duinia. Huawei yang menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar China juga menjadi salah satu pemain utama di industri perangkat telekomunikasi 5G.

Di sisi lain, perangkat telekomunikasi 5G menjadi salah satu sumber ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. AS sendiri telah menjegal Huawei di negara itu dengan isu keamanan.


Presiden AS Donald Trump sempat mendeklarasikan agar AS menjadi pemimpin teknologi 6G. Ia menekankan agar negara itu tidak tertinggal dalam teknologi ini.

Namun, hingga saat ini masih belum ada kesepakatan soal jaringan yang akan digunakan pada jaringan 6G ini.

Persaingan untuk menguasai jaringan 6G tampaknya makin ketat. Sebab, Samsung pun sudah mulai melakukan penelitian jaringan 5G di Korea Selatan.


Sementara itu di Finlandia, proyek pengembangan 6G juga sudah dimulai. Proyek ini dinamakan 6Genesis dan menelan biaya hingga Rp3,8 triliun (251 juta euro).

Menurut pimpinan proyek tersebut, teknologi 6G akan memenuhi kebutuhan kapasitas dan latensi yang dijanjikan 5G. Sebab teknologi ini memiliki arsitektur yang berbeda. Jaringan ini bisa disisipi kecerdasan buatan dan bisa memberi kecepatan koneksi hingga 1 Tbps.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191108190852-185-446755/baru-luncurkan-5g-china-tancap-gas-teliti-6g
Share:

Kolaborasi Grab dan UGM Sokong Industri 4.0

Kolaborasi Grab dan UGM Sokong Industri 4.0 Ilustrasi. (Foto: Dok. Grab)
 Grab dan Universitas Gadjah Mada (UGM) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam bidang pendidikan, penelitian dan perwujudan kampus ramah lingkungan yang akan mendukung Industri 4.0 Indonesia.

Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia, menuturkan sebanyak 16 persen generasi muda di Asia Tenggara ingin bekerja di sektor teknologi masa depan. Melalui kerja sama tersebut, paparnya, diharapkan dapat mendukung salah satu tujuan Grab for Good untuk membangun angkatan kerja yang siap menyambut masa depan.

"Bersama dengan institusi pendidikan terkemuka seperti UGM, lembaga nirlaba dan perusahaan teknologi terdepan kami ingin melatih 20.000 siswa melalui inisiatif pengembangan talenta teknologi di seluruh Asia Tenggara," kata Neneng dalam keterangannya, Sabtu (9/11).



Kemitraan itu, demikian Grab, sejalan dengan program 'Grab for Good' yang bertujuan untuk  meningkatkan keterampilan dan menyediakan kesempatan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia dalam menyambut masa depan ekonomi digital. Kemitraan itu akan berlangsung hingga 2 tahun mendatang.

Manfaat Positif

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM Profesor Bambang Agus Kironoto menuturkan pihaknya meyakini kerja sama itu akan memberikan manfaat positif dalam upaya melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Sementara itu, hasil dari kerja sama ini diharapkan bisa memberikan dampak positif pada mahasiswa dan civitas akademika UGM pada umumnya," kata Bambang.



Kerja sama itu akan meliputi tiga tahapan yakni membangun infrastruktur pengaturan kegiatan operasional dan peningkatan fasilitas pelayanan; mendukung pendidikan macam sponsor dan beasiswa transportasi mahasiswa; serta menyelaraskan antara pendidikan dan kebutuhan industri 4.0.

"Grab terus berkomitmen untuk membawa dampak positif dari teknologi untuk Indonesia dengan meningkatkan kapasitas SDM Indonesia di bidang teknologi untuk membangun angkatan kerja yang siap," tegas Neneng.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191109214116-190-446960/kolaborasi-grab-dan-ugm-sokong-industri-40
Share:

Bimbel Konvensional di Tengah 'Gempuran' Bimbel Online

 Ilustrasi bimbel online. (dhester/morgueFile)
 Penetrasi internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 160 juta orang. Penetrasi ini juga berpengaruh terhadap beberapa aspek dalam berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan hingga bimbingan belajar (bimbel).

Menjamurnya perusahaan rintisan (startup) pendidikan atau bimbel online merupakan penanda dampak penetrasi digital. Siswa dapat memahami pelajaran di sekolah melalui perangkat teknologi seperti laptop dan ponsel.

Sistem pembelajarannya pun bermacam-macam, salah satunya dengan menggunakan aplikasi belajar yang bisa diunduh secara gratis. Tentu bimbel online menawarkan bimbingan belajar online yang tak gratis.


Di dalam aplikasi bimbel online tersebut memuat ribuan konten video belajar yang langsung dijelaskan oleh guru. Selain itu, terdapat pula kuis soal-soal untuk menguji kemampuan diri serta hasil akhir berupa rapor online.


Ruangguru misalnya, menawarkan tarif dari Rp790 ribu hingga Rp1,4 juta untuk paket Ruanglesonline (tempat bertanya dengan tutor secara personal) dan Ruangbelajar (pake video, kuis, latihan soal dan modul bimbel). Harga tersebut tergantung durasi paket serta tergantung jenjang pendidikan.

Selain Ruangguru, ada juga Quipper yang menawarkan harga dari Rp540 ribu hingga Rp1 juta. Zenius menawarkan paket yang berdasarkan durasi paket mulai dari Rp165 ribu hingga Rp440 ribu.

Jika dibandingkan dengan bimbel konvensional seperti Ganesha Operation, Nurul Fikri, Inten, Salemba Group hingga Sony Sugema College, tentu harga yang ditawarkan bimbel online sangat menggiurkan.

Harga bimbel konvensional cukup bervariatif, dari rentang Rp4,9 juta hingga RP 19,5 juta untuk paket SMA selama satu tahun. Di sisi lain, jenjang tarif bimbel online untuk jenjang SMA plus paket UN dan SBMPTN selama satu tahun  dimulai dari harga Rp790 ribu hingga RP1,4 juta.

Kendati demikian, harga bimbel online yang murah tidak sekonyong-konyong akan menghapus bimbel konvensional. Hal tersebut disampaikan oleh pengamat pendidikan Doni Koesoema, baginya bimbel online merupakan sebuah tren yang tak bisa dihalangi sebagai dampak kemajuan teknologi.

Dengan harga yang lebih mahal dari bimbel online, bimbel konvensional masih menjadi pilihan. Bimbel konvensional masih menjadi pilihan selama kualitas guru yang ditawarkan bisa membantu anak mendapatkan nilai terbaik di sekolah.

"Bimbingan reguler non aplikasi memang menjamur dan biaya tergantung. Namun, mahal atau tidak, itu relatif. Mahal tapi efektif, pasti orang tua juga akan membelinya," kata Doni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/11).

Doni mengatakan yang murah belum tentu efektif. Kedua bimbel memang membantu siswa untuk meningkatkan nilai terbaik. Akan tetapi,  menurut Doni yang keliru adalah membuat citra bahwa dengan bimbel online siswa akan berprestasi. Kesimpulan ini disebutnya terlalu tergesa-gesa dan tanpa bukti yang jelas.

Padahal keberhasilan peningkatan nilai oleh bimbel tergantung pada siswa itu sendiri, ditambah dengan kualitas guru bimbel. Menurut Doni, bimbel online di tangan anak yang rajin dan mau belajar akan menjadi alat efektif.

"Tapi di tangan anak yg malas dan manipulatif, aplikasi bimbel online hanya dipakai mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah dengan tanya kepada pembimbingnya. Anaknya sendiri tidak belajar, makna belajar adalah kemandirian," kata Doni.

Doni mengatakan bimbel online tidak menjamin memiliki guru-guru berkualitas, begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu ia meminta agar jangan sampai terjadi generalisir kualitas guru di bimbel online.

Kualitas guru ini yang akan membuat orang tua rela merogoh kocek dalam demi buah hatinya. Ia menjelaskan  sayangnya ada orang tua yang asal memilihkan bimbel konvensional tanpa tahu kualitas pengajarnya.

"Meski bayar mahal, orang tua masih memilih mempercayakan anak-anaknya pada sosok guru yg baik, menjadi teladan, dengan demikian, urusannya bukan sekadar bimbel, tapi pendidikan karakter," tuturnya.

Menyoal konsep bimbel online yang hanya terjadi di ruang maya, baik itu video maupun video call interaktif, Doni membahas soal pendidikan karakter. Kemampuan soft skill tentu lebih terasah dengan adanya diskusi hingga interaksi di dunia nyata.

"Kalau orang tua ingin anaknya bisa mengobrol, diskusi, konsentrasi, dan mungkin dengan  berjumpa guru yang baik perilakunya berubah, mungkin memilih bimbel konvensional melalui guru-guru yang dikenal akan lebih mudah mencapai tujuan daripada dengan bimbel online,"kata Doni.

Di sisi lain, Pengamat Pendidikan Universitas Paramadina, Mohammad Abduhzen mengatakan bimbel online memang menawarkan bimbel yang lebih bebas, efisien dan mandiri. Di sisi lain, konvensional memang lebih terikat, dan kurang efisien dari segi waktu.

Akan tetapi, dari segi efektivitas hasil dari bimbel, Abduhzen mengatakan bimbel konvensional lebih unggul karena menawarkan proses belajar-mengajar di ruang kelas nyata, bukan virtual. Interaksi antara guru dengan siswa dianggap lebih efektif untuk membuat siswa mengerti soal pelajaran.

"Lebih efektif bimbel konvensional. Online positifnya lebih bebas, fleksibel, dan mandiri. Konvensional lebih terikat, terbatas, dan kurang efisien dari sisi waktu," kata Abduhzen.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Inten, Ganesha Operations, dan Sony Sugema College agar memberikan data jumlah siswa dan pendapatan dari 2016 hingga 2019 untuk melihat dampak bimbel online terhadap bimbel konvensional.

Akan tetapi ketiga bimbel  menolak untuk memberikan data-data tersebut. Mereka beralasan data-data tersebut tidak dipublikasikan karena bersifat internal.

Platform Bimbel Online Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesungguhnya memiliki portal belajar online, yaitu Rumah Belajar. Rumah belajar telah disiapkan oleh pemerintah sejak 2011, tapi tidak digarap dengan serius.

Doni mengatakan Rumah Belajar harus menjadi perhatian pemerintah untuk membantu seluruh siswa agar bisa merasakan bimbel online. Belum lagi mengingat dengan adanya proyek infrastruktur kabel optik Palapa Ring yang mendukung konektivitas internet merata di seluruh pelosok Indonesia.

Demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, Doni memberi pesan kepada Mendikbud Nadiem Makarim untuk bisa mengembangkan Rumah Belajar agar menjadi platform belajar digital.

Ia berharap agar Nadiem bisa memastikan bahwa layanan tersebut bisa diakses guru dan siswa Indonesia secara gratis sebagai salah satu tempat belajar.

"Pemerintah mesti ikut bermain di e-learning yang dapat diakses oleh semua anak Indonesia. Bukan untuk menyaingi e-learning swasta berbayar. Dengan platform ini kualitas pendidikan akan meningkat cepat," katanya.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191107205214-185-446514/bimbel-konvensional-di-tengah-gempuran-bimbel-online
Share:

Cara Hilangkan Spyware dari Ponsel

Cara Hilangkan Spyware dari Ponsel Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
 Ponsel yang diserang malware pengintai atau spyware tentu dapat mengancam keamanan data privasi pemiliknya. Jika terdapat tanda-tanda dan telah ditemukan ada spyware di dalam aplikasi ponsel, ada baiknya Anda segera menghapus malware berbahaya tersebut.

Spyware biasanya akan sulit terdeteksi dan dihilangkan, sehingga perlu melakukan beberapa cara untuk memastikan ponsel telah terbebas dari intaian peretas. Dikutip dari zdnet, berikut cara menghilangkan spyware dari ponsel.

Gunakan aplikasi antispyware
Jika Anda pengguna Android, terdapat beragam aplikasi yang dapat melacak spyware, sekaligus memblokirnya dari ponsel Anda.


Fitur pemindai malware biasanya juga dapat ditemukan pada aplikasi khusus anti spyware atau antivirus yang dapat diunduh secara gratis. Pastikan juga aplikasi tersebut telah terpercaya.

Jika aplikasi telah mendeteksi spyware, aplikasi akan secara otomatis menghapusnya. Hal ini merupakan solusi awal yang mudah untuk dilakukan.


Ganti password
Cara ini merupakan salah satu bentuk pencegahan dari peretas. Spyware dapat mengambil password Anda, sehingga menggantinya menjadi cara yang tepat walau sebenarnya belum tentu efektif.

Gunakan verifikasi dua tahap (two step verification)
two-step verification ini menggunakan dua metode otentikasi untuk memverifikasi bahwa seseorang yang berusaha masuk ke dalam akun adalah orang yang sesuai.

Perbarui Sistem Operasi (Operating System/OS)
Berdasarkan pixelprivacy, pengguna ponsel disarankan untuk melakukan pembaruan sistem operasi (OS) terbaru. Biasanya pembaruan OS akan membawa pembaruan yang memperbaiki celah keamanan sebelumnya.

Jika belum yakin, Atur Ulang ponsel Anda
Mengatur ulang (reset) ponsel kembali seperti kondisi pabrik merupakan cara terakhir yang bisa Anda lakukan untuk menghapus perangkat malware yang tersimpan di ponsel. Sebelum mengatur ulang, cadangkan (backup) dokumen penting seperti kontak dan foto.

Cara untuk me-reset ponsel Android yakni: buka Settings > General Management -> Reset -> Factory Data Reset. Sementara pada iOS, buka Settings -> General -> Reset. 

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191107125316-185-446458/cara-hilangkan-spyware-dari-ponsel
Share:

Indonesia Paling Banyak Diserang Malware di Asia Tenggara

Indonesia Paling Banyak Diserang Malware di Asia Tenggara Ilustrasi malware. (Astari Kusumawardhani)
Sebanyak 632.451 upaya serangan seluler malware di Indonesia diklaim berhasil diblokir oleh Kaspersky dalam rentang waktu Januari hingga September 2019. 

Jumlah ini sekaligus menjadikan Indonesia dengan jumlah ancaman Android yang paling banyak terdeteksi di Asia Tenggara. Perusahaan keamanan siber global Kaspersky juga menemukan bahwa sebanyak 29,07 persen pengguna Android Indonesia telah diamankan dari malware mobile selama periode yang sama.

"Kaspersky juga menemukan 106 paket instalasi untuk Trojan mobile banking di Indonesia dari sembilan bulan pertama tahun ini," tulis keterangan resmi Kaspersky yang diterima redaksi CNNIndonesia.com.


Ini menempatkan Indonesia di antara tiga negara teratas dengan jumlah Trojan perbankan terblokir, termasuk Thailand (329) dan Malaysia (215).

Dalam hal jumlah paket instalasi untuk Trojan ransomware seluler yang diblokir oleh Kaspersky, Indonesia memiliki jumlah tertinggi (161 paket) dan ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan hanya sebanyak 96 tahun lalu.


Diketahui bahwa sebanyak setengah 53 persen dari populasi di Indonesia adalah pengguna internet mobile. Bahkan jumlah pengguna internet di negara kepulauan ini setara dengan 6,5 persen pengguna internet di Asia.

"Ini menjadikan negara Indonesia sebagai target yang menarik dan menggiurkan bagi para pelaku peretasan yang menargetkan pengguna seluler," tambahnya.

Kaspersky menyarankan agar pemerintah dan pihak swasta segera meningkatkan status kebersihan digital (digital gygiene) karena pengguna transaksi kritikal seperti berbelanja online dan perbankan online di Indonesia semakin meningkat.



Kaspersky menyarankan beberapa langkah berikut untuk mengenali dan menghindari malware Android:

1. Unduh aplikasi hanya dari toko resmi seperti Google Play 

Walalupun belum sepenuhnya memberikan jaminan keamanan penuh, tetapi risiko untuk menemukan Trojan akan jauh lebih rendah. Aplikasi dari pasar pihak ketiga adalah tempat persis para peretas membuat aplikasi mereka yang penuh dengan malware.

2. Blokir instalasi perangkat lunak dari sumber pihak ketiga dalam pengaturan perangkat 

Ini menghilangkan ancaman yang diunduh secara acak dengan upaya meniru pembaruan sistem dan sejenisnya. Bukalah pengaturan Android Anda, kemudian pilih Keamanan dan hapus centang atau nonaktifkan kotak 'Sumber Tidak Dikenal' (Unknown Sources).

3. Selalu menginstal pembaruan sistem dan aplikasi
Upaya ini mampu memperbaiki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh para pelaku kejahatan siber

4. Berpikir ulang sebelum mengklik tautan yang mencurigakan dalam email atau pesan teks.

5. Perhatikan izin yang diminta oleh aplikasi selama melakukan instalasi 

Pikirkan apakah izin yang tertera cocok dengan tujuan aplikasi. Memberi izin yang salah dapat mengirim data sensitif Anda kepada pihak ketiga.

6. Waspada terhadap uji coba antivirus gratis 

Uji coba antivirus gratis bisa jadi malware samaran yang dapat menyerang perangkat seluler Anda. Perangkat lunak keamanan Android yang terjangkau tersedia dari vendor tepercaya dan secara efektif melakukan pekerjaan memblokir aplikasi berbahaya.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191108211145-185-446811/indonesia-paling-banyak-diserang-malware-di-asia-tenggara
Share:

Pengawasan Pemerintah Dinilai Masih Lemah di Harbolnas 11.11

Pengawasan Pemerintah Dinilai Masih Lemah di Harbolnas 11.11 Ilustrasi harbolnas. (CNN Indonesia/Safir Makki)
 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak agar pemerintah segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP) dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Belanja Online untuk memayungi konsumen ketika bertransaksi dalam hari promo diskon atau Hari Belanja Nasional (Harbolnas).

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan kedua regulasi sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk menjaga hak konsumen dalam transaksi belanja online.

"Oleh karenanya, dari sisi regulasi, sangat mendesak untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi, dan RPP Belanja Online. Kedua regulasi inilah yang akan secara kuat memayungi konsumen dalam transaksi belanja online," kata Tulus dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (11/11).


Tulus mengatakan pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Badan POM untuk mengawasi praktik belanja online.


"Kuatnya fenomena belanja online, ironisnya, justru tidak paralel dengan kuatnya pengawasan oleh pemerintah," ujar Tulus.

Terlebih, aduan belanja online dari konsumen selalu masuk peringkat tiga besar berdasarkan data pengaduan YLKI selamat lima tahun terakhir. Persentase aduan tertinggi yang dialami adalah barang tidak sampai ke tangan konsumen.

"Artinya masih banyak persoalan dalam belanja online dalam hal perlindungan konsumen," tuturnya.


Oleh karena itu, Tulus juga meminta agar konsumen senantiasa mengecek kredibilitas e-commerce yang memberikan promo-promo fantastis. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi penipuan saat promo diskon. 

"Konsumen juga harus mengedepankan kewaspadaan dan ekstra hati hati dalam belanja online. Cermati profil pelaku usaha dari market place yang menawarkan belanja online yang bersangkutan," kata Tulus. 

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191111170916-185-447398/pengawasan-pemerintah-dinilai-masih-lemah-di-harbolnas-1111
Share:

Recent Posts